The Fear Of The Lord is The Beginning of Wisdom -Hanhan-

Selasa, 08 Juni 2010

Memahami 10 Filosofi Google (Part II)

Kalau web sudah berada di posisi TOP 10 Google, maka jualan apapun bisa laris maris di internet. Tapi tidak sembarang TOP 10 saja, melainkan sebelumnya telah dilakukan yang namanya riset pasar serta analisa keyword itu sendiri.
Pada postingan sebelumnya telah dibahas mengenai memahamfi 10 filosofi Google (part I), tapi masih ada yang kurang karena hanya disebutkan setengah saja. Nah, dipostingan ini akan dilanjutkan setengah kekurangan tersebut (5 filosofi selanjutnya).

Ada 1 filosofi sebelumnya yang bagi saya sangat menarik, yakni “fokus pada pengguna dan yang lain akan mengikuti”.

Inilah yang sering kali dilupakan internet marketer, mereka malah fokus pada sebaliknya, dan sebagai akibtanyapun bukan malah pengguna malah tertarik, sebaliknya mereka kabur karena tidak didapatinya sesuatu yang bermanfaat di web marketer tersebut.

Dalam kaitannya dengan ranking TOP 10 Google juga demikian, jangan bangga dulu jika web Anda bisa masuk ke jajaran TOP 10 tersebut meskipun Anda telah berada di keyword yang tepat, dalam artian web Anda berada di tempat yang memang ada pasarnya (tidak salah bidik).

Tapi tahukan Anda, bahwa itu saja tidaklah cukup, karena Google hanya mengantarkan saja, selebihnya tergantung dari konten (isi) yg Anda sajikan. Jika ada nilai (manfaat) yang bisa ditemukan, pengunjung tidak segan-segan mengambil manfaat (membeli) sesuatu dari web Anda.

Nah, Di sinilah filosofi Google seperti disebutkan di atas berlaku, fokus ke pengguna (pengunjung/pembeli/konsumen, dll) maka yang lainnya (penjualan) mengikuti dengan sendirinya.

Pastinya banyak sekali sumber inspirasi yang bisa kita petik dari Google ini. Untuk mengetahui 5 filosofi berikutnya, yuk kita simak bersama-sama:

6. Anda bisa mendapatkan uang tanpa melakukan kejahatan.

Walau bagaimanapun juga, Google adalah sebuah perusahaan dan misi utamanya adalah berbisnis. Mereka juga sama dengan kita ingin mendapat uang. Mereka mendapatkan keuntungan dari produk utama iklan mereka Google Adwords.

Mereka menjadi besar karena mereka sebelumnya banyak memberikan. Ini sesuai dengan prinsip-prinsip kehidupan, siapa yang banyak memberi, maka akan banyak pula menerima.

Google mengajarkan kepada kita bahwa untuk bisa mendapatkan uang tidaklah harus dengan melakukan kejahatan, karena jika itu dilakukan maka itu berarti sama halnya dengan bunuh diri sendiri, apapun kejahatan itu, lambat laun pasti akan terungkap, dan dampaknya adalah bisa menghancurkan bisnis sendiri yang bisa jadi berbuntut panjang.

7. Selalu ada lebih banyak informasi di luar sana.

Google sadar, tidak semua informasi di dunia ini bisa terekam semua di database mereka. Tentu sebagai pengguna kita patut mema’lumi apabila ada informasi yang kita cari tidak kita temukan, karena mereka juga buatan manusia yang tak luput dari kekurangan.

Toh walaupun begitu, para insinyur mereka tetap berusaha mencari kekurangan itu dan terus mencoba memberikan yang terbaik bagi pengguna.

Di sini Google seolah mengingatkan untuk tidak terpaku pada mereka saja dalam pencarian informasi karena diluar memang masih belum banyak yang belum terjamah sekaligus menghilangkan ketergantungan pengguna kepada mereka.

8. Kebutuhan akan informasi melintasi semua batas.

Benar seperti yang kita dengar selama ini, bahwa informasi pada era saat globalisai nampaknya menjadi makanan empuk keseharian masayarakan modern. Sadar akan kebutuhan pengguna, Google meluncurkan yang namanya program penerjemah, tepatnya dengan Google Translate.

Dalam masalah ini Google berkerjasama dengan beberapa negara di dunia dan membuka kantor cabang. Gunanya tentu memfasilitasi dan mempermudah para pengguna agar bisa menikmati semua informasi yang ditulis berdasarkan bahasa masing-masing setiap negara.

Dengan begini kendala bahasa bukan menjadi penghambat bagi pengguna untuk bisa menikmati seluruh informasi yang ada di dunia tanpa mengenal batas.

9. Anda bisa serius tanpa mengenakan setelan jas.

Pola formalitas yang biasa diberlakukan di setiap perusahaan nampaknya tidak berlaku di kantor Google. Fikiran kita selama mungkin terkekang dengan pola bahwa orang yang memakai jas adalah mereka yang serius.

Tapi itu tidak dilakukan Google, pendiri mereka berpendapat bahwa suatu pekerjaan haruslah menantang dan tantangan harus menyenangkan. Mereka yakin denga pola tersebut akan memacu kreativitas para karyawan yang memang memiliki latar belakang yang berbeda-beda.

Fokus utama yang terpenting bagi mereka adalah prestasi (hasil), dan bukanlah sesuatu yang bukan utama seperti harus menggunakan jas, bersepatu, berdasi atau hal-hal formalis lainnya. Dan kita semua telah melihat buktinya, Google berdiri kokoh jauh meninggalkan rival-rivalnya.

10. Hebat saja ternyata belum cukup.

Google berpandangan bahwa hebat bukanlah tujuan mereka, tapi merupakan awal dari sesuatu. Kadangkala suatu hal yang sudah luar biasa bisa diraih tapi karena ada hal tak terduga yang bisa menjadi celah akhirnya hal luar biasa tersebut menjadi biasa.

Sebagai contoh, dalam ejaan yang benar hasil penelusuran Google mampu memberikan hasil yang baik, tapi di sisi lain tidak semua orang kadang salah mengeja sehingga tidak sesuai ejaan yang asli atau mereka yang salah ketik, ternyata Google mampu memberikan opsi dengan memberikan ejaan yang berlaku.

Bahkan Google menganggap apabila pengguna tidak tahu apa yang dicarinya, Google bukan menyalahkan pengguna, malah sebaliknya itu adalah pelecut (tantangan) bagi mereka untuk memecahkan masalah tersebut. Dan tahukah Anda, bahwa ketidakpuasan mereka terhadap apa yang ada, justru memberikan kekuatan dorongan bagi mereka untuk tampil beda dan memberikan yang lebih baik.

Hemm..luar biasa bukan…..

Saya yakin banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari filosofi-filosofi Google di atas (ditulis September 2009), dan tidak menutup kemungkinan filosofi-filosofi tersebut akan bertambah atau bahkan berkurang pada tahun-tahun mendatang tentunya kandungan tersebut bersifat aktual.

Jika Anda mempunya unak-unek seputar artikel di atas, silahkan untuk memberikan komentar dengan mengisi kolom komentar yang telah disediakan.

NB:
Sekali lagi, 10 point filosofi Google ini bukan hasil karangan penulis, melainkan dikutip langsung dari sumber resmi yang bersangkutan. Adapun saya sebagai penulis hanya berusaha memahami, mereview dan menguraikan apa yang ada agar bisa dijadikan sumber inspirasi.


Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar